Buku Yang tak Layak Dibaca

Ketua Umum Yayasan Puri Cikeas Suratto Siswodiharjo membantah yayasan yang dipimpinnya sebagai alat pengumpul dana kampanye Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada pemilihan umum lalu. Menurut Suratto, yayasannya tak memiliki keterkaitan dengan Yudhoyono atau mesin politiknya sebagaimana tudingan George Junus Aditjondro dalam bukunya Membongkar Gurita Bisnis Cikeas, Di Balik Skandal Century.

"Tidak mungkin. Pengurus yayasannya saja lintas partai," kata Suratto kepada Tempo di Jakarta, Selasa (29/12). "Kalau hanya ngasih ke Demokrat atau SBY, bagaimana partai yang lain?"

Suratto menyebut sejumlah nama pengurus yayasan yang merupakan kader partai. Di antaranya, Jenderal (Purnawirawan) Subagyo HS yang berafiliasi ke Partai Hanura, Erry Purnomohadi (kader Partai Amanat Nasional), Lendo Novo (Partai Keadilan Sejahtera), dan Basar Simanjuntak (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan). "Yang dari Golkar juga ada, tapi saya lupa namanya," kata dia.

Pada Pemilihan Presiden 2009, Suratto menjabat Ketua Gerakan Pro-SBY, sayap pendukung Yudhoyono. Kendati demikian, kata dia, yayasan yang dipimpinnya tak berkaitan dengan sikap politiknya.

Pensiunan jenderal bintang satu ini menjelaskan Yayasan Puri Cikeas dibentuk pada 2006 atas inisiatifnya, dibantu para tetangganya di perumahan Puri Cikeas. Sejak didirikan hingga saat ini, kata dia, yayasan tak pernah melibatkan Yudhoyono. "Meski tetanggaan sama SBY, saya nggak enak kalau melibatkan dia," ujar dia.

Yayasan, dia melanjutkan, tak pernah menerima bantuan dari badan-badan usaha negara atau pemerintah. Seluruh dana yayasan, kata dia, berasal dari sumbangan swasta yang sifatnya tak mengikat. "Donatur terbesarnya, ya, saya," kata dia. "Saya yang sering nombokin."

Lantaran dibiayai swasta, kas yayasan sering kering. "Silakan cek, saldonya minus," ujar dia.

Suratto juga membantah putranya, Anton Sukartono, pernah menjabat Direktur Bank Bukopin dan Chief Executive Officer di sebuah perusahaan yang bernaung di bawah grup Bakrie, seperti yang ditulis Aditjondro dalam bukunya. "Anak saya tak pernah bekerja di sana," kata dia.
Buku Yang tak Layak Dibaca Buku Yang tak Layak Dibaca Reviewed by Liliana Rambawes on 6:30:00 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.